Memasuki musim haji 2014 ini, para perajin tikar mendong Tasikmalaya kebanjiran order.
Di musim haji, para perajin tikar mendong hari bisa memproduksi sebanyak 4 kodi dalam seminggu, padahal pada hari biasa hanya berproduksi 2 kodi dalam seminggu.
Pengurus Koperasi Masyarakat Pamijahan (Kompa) Manonjaya, Dedi, mengatakan musim haji tahun ini pihaknya memasok sekitar 14.000 lembar tikar mendong ke perbankan yang mengurusi haji. "Ini berkah tahunan bagi para perajin tikar mendong," ujar Dedi, Senin (8/9/2014).
Menurut Dedi, tikar mendong untuk jemaah haji dibuat para perajin dalam kondisi setengah jadi. Rata-rata para perajin masih menggunakan mesin tenun tradisional terbuat dari kayu usuk. "Lalu finishing-nya kami yang lakukan. Yaitu memotong sesuai ukuran yang dipesan," ujarnya.
Seorang perajin tikar mendong, Wiwit, mengatakan pada hari-hari biasa ia hanya memproduksi sebanyak 2 kodi tikar mending dalam seminggu. Tapi pada musim haji ini pembuatan naik 100 persen hingga 4 kodi setiap minggunya. "Naiknya pesanan tikar ini sudah berlangsung sejak bulan Mei" kata Wiwit.
Setiap lembar tikar mendong memiliki panjang 12,5 meter dan dipotong menjadi tiga bagian untuk tikar mendong jemaah haji. Setelah itu dikirim ke koperasi untuk diselesaikan.
"Pembuatannya diselesaikan di koperasi. Saya hanya membuat bahan setengah jadi," ujar Wiwit.
"Pembuatannya diselesaikan di koperasi. Saya hanya membuat bahan setengah jadi," ujar Wiwit.
Setiap lembar tikar dijual dengan harga Rp 30.000 ke koperasi. Dengan harga sebesar itu, ia masih memiliki keuntungan, setelah dipotong harga bahan baku serta upah pembuatan tikar seharga Rp 7.000 per lembarnya.
"Harga jual ke koperasi Rp 30 ribu dan tikar masih setengah jadi," ujarnya.
Menurut Dedi, pasokan tikar mendong untuk jemaah haji ini hampir selesai. "Alhamdulillah sesuai jadwal, meski para perajin dihadapkan pada persoalan kurangnya pasokan bahan baku mendong. Dulu mendong didatangkan dari Yogyakarta. Tapi setelah Gunung Merapi meletus, pasokannya seret dan saat ini hanya mengandalkan pasokan lokal," ujarnya. (stf/TRIBUNNEWS.COM)