Rumah-rumah Ummul Mukminin (istri-istri Rasulullah SAW) berada di sekitar Masjid Nabawi.
Letaknya mengelilingi masjid di sebelah tenggara (di sebelah Baqi’) dan dari timur ke barat (pintu Nisa’ hingga ke Pintu Al-Rahmah) di bagian belakang masjid.
Semuanya berjumlah sembilan rumah karena Rasulullah SAW mempunyai sembilan orang istri. Adapun yang masih ada hingga hari ini ialah rumah Rasulullah SAW bersama Aisyah RA. Rumah yang menjadi makam Rasulullah SAW dan dua orang sahabat beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dan Umar bin Khathab RA.
Rumah Aisyah RA
Panjangnya jika diukur dari timur ke barat adalah 8 meter, lebarnya 5.5 meter, dan ketebalan tembok dalamnva 1 meter.
Rumah ini bersambung dengan rumah Fatimah RA di sebelah utara dan rumah Ummul Mukminin Hafsah RA di sebelah selatan. Tempat rumah Hafsah sekarang ini adalah tempat orang memberi salam kepada Rasulullah SAW.
Jarak antara kedua rumah ini cukup dekat. Sehingga Aisyah RA dan Hafshah RA dapat bercakap-cakap sementara mereka berada di dalam rumah masing-masing. Tempat Rasulullah SAW mengerjakan shalat jenazah berada di sebelah timurnya.
Rasulullah SAW membangun rumahnya dengan menggunakan tanah liat, pelepah, dan batang kurma. Atapnya dapat dicapai dengan tangan. Rumahnya mempunyai dua buah pintu, satu di bagian barat (di lorong menuju masjid), dan satu di bagian utara.
Pintu-pintu ini dibuat dari kayu biasa tanpa bingkai dan kunci. Di dalam gang sempit itu, Rasulullah SAW membuat satu bilik yang dibatasi dengan kain.
Perluasan Masjid Nabawi dan Rumah-Rumah Ummul Mukminin
Perluasan Masjid Nabawi telah dilakukan di zaman khalifah Al-Walid. Wilayah seputar rumah-rumah istri Rasulullah SAW (Ummahatul Mukminin) juga dimasukkan dalam rancangan perluasan ini.
Perintah dari Khalifah agar rumah-rumah Ummahatul Mukminin dimasukkan dalam rancangan perluasan masjid dibacakan oleh Gubernur Madinah, Umar bin Abdul Aziz, di hadapan penduduk Madinah dan alim ulamanya.
Alim ulama yang hadir ialah Said bin Al-Musayyib RA. Saat itu banyak hadirin yang menangis setelah menerima berita tersebut. Said bin Al-Musayyib berkata, “Demi Allah! Aku mengharapkan agar mereka tidak mengubah rumah-rumah itu (hujurat) agar penduduk Madinah dan generasi setelah ini dapat menyaksikan cara hidup Rasulullah SAW.”
Sekarang, rumah-rumah itu telah diruntuhkan setelah dibeli dari ahli waris/keluarga Ummahatul Mukminin RA.