Haji dalah perjalanan ibadah. Kewajiban ibadah ini disesuaikan dengan
kemampuan seseorang. Orang yang mampu secara biaya, kesehatan,
keluangan, dan keamanan, wajib melaksanakannya. Seperti firman Allah
swt.: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [Ali Imran: 97].
Oleh
karena itu, orang yang melaksanakan haji disyaratkan memnyiapkan bekal
yang cukup, selain biaya yang sudah ditentukan dengan ONH. Mempunyai
bekal yang cukup juga bertujuan agar sempurna seorang haji dalam
menghambakan diri kepada Allah swt. Karena kalau tidak memiliki bekal,
dia akan meminta-minta kepada orang lain. Hal itu akan berakibat
menundukkan dan merendahkan diri kepada sesama makhluk. Bukan kepada
Allah swt.
Bagi sejumlah orang, jumlah ONH terasa sangat besar. Apalagi di tengah iklim ekonomi
yang kian sulit. Sehingga mereka kadang terpikir, jika dana sebesar itu
digunakan untuk berinvestasi, tentu akan sangat menguntungkan. Bukan
dibuang-buang untuk perjalanan haji.
Membelanjakan dana untuk
menunaikan ibadah haji bukanlah sesuatu yang sia-sia. Orang yang
menghabiskan banyak dana untuk menunaikan ibadah haji hendaknya tidak
merasa telah kehilangan hartanya. Hal itu karena Allah swt. akan
membalasnya dengan berlipat ganda. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Pembiayaan dalam haji sama dengan pembiayaan dalam berjihad di jalan Allah swt; akan dibalas dengan pahala 700 kali lipat.” [HR. Ahmad].
Dalam hadits lain disebutkan, “Orang
yang melaksanakan haji dan orang yang melaksanakan umrah adalah tetamu
Allah swt. Allah swt. akan memberi apa yang mereka minta; akan
mengabulkan doa yang mereka panjatkan; akan mengganti biaya yang telah
mereka keluarkan; dan akan melipat-gandakan setiap satu Dirham menjadi
satu juta Dirham.” [HR. Al-Fakihani dalam Akhbaru Makkah].
Disebutkan
dalam hadits di atas, Allah swt. akan mengganti biaya yang mereka
keluarkan itu dalam kehidupan dunia. Sedangkan balasan yang
dilipat-gandakan itu akan diberikan di akhirat. Maka dari itu, tidak
perlu ada perasaan takut miskin ketika harus mengeluarkan biaya yang
banyak. Karena Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang melaksanakan haji sama sekali tidak akan jatuh miskin.” [HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar]. [msa/dakwatuna].
Tagged with: Berita