Pegawai Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sukoharjo, Edi (kiri), menerima pendaftaran haji dua warga di kantor setempat, Selasa (11/2). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)
|
Warga Sukoharjo yang mendaftar haji pada tahun ini harus mengantre selama 15 tahun. Pendaftaran pada 2015 akan diberangkatkan ke Mekah, Arab Saudi, pada 2030 mendatang.
Kondisi ini membuat sejumlah warga mendaftarkan haji anaknya yang masih berusia sekolah dasar (SD). Dengan begitu, saat tiba giliran berangkat, anak yang didaftarkan usianya sudah 18 tahun ke atas.
Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sukoharjo, Ihsan Muhadi, saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (11/2/2015), menyampaikan antrean mencapai 15 tahun karena pendaftar haji sangat banyak. Berdasar data yang tercatat hingga Selasa (10/2), pendaftar haji di Sukoharjo mencapai 10.069 orang. Hal itu tidak sebanding dengan kuota haji untuk Sukoharjo yang sangat terbatas. Bahkan, kata dia, kuota haji pada tahun ini menurun dari 2014. Pada tahun lalu kuota haji di Sukoharjo 610 kursi, sedangkan pada tahun ini kuota hanya 490 kursi.
“Ini menyebabkan antrean sangat panjang. Pendaftar di Sukoharjo termasuk tinggi. Setiap hari ada 30-50 pendaftar. Pada Januari lalu kami menerima 150 pendaftar. Seluruh pendaftar sudah kami beri informasi ini [perihal antrean 15 tahun],” papar Ihsan.
Dia melanjutkan lamanya antrean membuat beberapa warga ikut mendaftarkan anaknya yang masih berusia SD. Hal tersebut dimungkinkan selama anak yang didaftarkan pada saat keberangkatan berusia minimal 18 tahun. Ketentuan itu sebagaimana diatur dalam UU No. 13/2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Hanya, Ihsan mengaku lupa saat ditanya jumlah pendaftar dari kalangan anak itu.
“Semoga saja ada penambahan quota pemberangkatan haji seiringi adanya perluasan Masjidil Haram, Mekah,” kata Ihsan.
Calon haji (calhaj) yang diberangkatkan tahun ini ada 485 orang. Angka tersebut menyusut lima orang dari rencana awal. Lima orang tersebut diketahui sakit. Mereka menyatakan menunda keberangkatan haji. Menurut Ihsan jumlah tersebut berpotensi berkurang karena masih ada verifikasi. Berdasarkan informasi yang dia peroleh ada calhaj yang menderita stroke.
“Mereka merupakan calhaj yang mendaftar 2010. Ibadah haji akan digelar September mendatang,” imbuh Ihsan.
Dia menerangkan calhaj diwajibkan melunasi ongkos naik haji (ONH) sebelum berangkat ke Tanah Suci. Pihaknya masih menunggu keputusan dari Kemenag pusat mengenai batas waktu pelunasan. Dia berharap jadwal pelunasan tidak terlalu mepet dengan pemberangkatan seperti tahun lalu.
“Pada 2014 waktu pelunasan sebulan sebelum pemberangkatan. Kalau waktu pelunasan lebih longgar akan memudahkan kerja kami,” ujar dia.
Pendaftar haji, Harjono Hadi Saputro, 55, warga Wirocanan RT 003/RW 004, Desa Kertonatan, Kecamatan Kartasura kepada wartawan mengaku baru mengetahui begitu panjangnya antrean setelah diberi informasi petugas. Meski demikian, dia bersama istrinya, Kuswati, 54, tetap mendaftarkan diri dan tidak mempermasalahkannya. “Semoga 15 tahun mendatang kami masih diberi kesehatan dan kekuatan,” kata Kadus Desa Kertonatan itu. (Solopos)