Beribadah umrah boleh jadi merupakan impian setiap Muslim. Sayangnya,
tidak mudah untuk mewujudkannya. Terlebih, bila kendalanya adalah soal
biaya yang tidak sedikit. Tak ayal, persiapan umrah tidak hanya niat,
tapi juga harus matang dalam finansial. Ini menjadi poin penting yang
diterapkan Fitria Nur Hasni bersama keluarganya.
Menunaikan
ibadah umrah pada 2011 bersama sang suami tercinta memang menjadi
impiannya sejak dulu. Fitri, begitu ia akrab disapa, sudah
mempersiapkannya dari jauh hari. "Saya menabung pergi umrah sejak
sebelum menikah," kata perempuan berusia 28 tahun ini. Begitu menikah
empat tahun lalu, ia langsung merealisasikannya.
Semasa single,
Fitri sudah menabung untuk beribadah umrah. Sejak awal berkarier di
salah satu perusahaan asuransi swasta, ia sudah mengalokasikan tabungan
sebesar 10 persen dari gaji untuk tabungan umrah.
Jenis
tabungan yang ia pakai adalah tabungan berencana dari salah satu bank
syariah. Tabungan jenis ini memiliki jangka waktu sesuai kesepakatan
antara pihak bank dan nasabah. Selama menabung, nasabah tidak diberikan
ATM, melainkan buku tabungan. Uang yang ditabung juga tidak dapat
diambil sebelum jatuh tempo. Hal ini menguntungkan baginya untuk menjaga
uang agar tetap utuh.
Ia juga membeli emas dalam bentuk
kepingan untuk investasi. Tabungan yang dimiliki bisa berlipat dan
menguntungkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Setelah menikah,
tabungan yang ia miliki dirasa sangat cukup untuk membiayai perjalanan
umrah berikut uang saku.
Sementara, sang suami juga
menggunakan uang pribadinya untuk biaya umrah. Baginya, tak ada kendala
dari sisi keuangan asalkan memiliki niat yang mantap dan teguh dalam
menabung meski penghasilannya bekerja tidak begitu besar.
Lain
halnya dengan Azhani atau yang akrab disapa Hani. Perempuan berusia 27
tahun ini memanfaatkan bonus dari kantor tempatnya bekerja. Bonus berupa
uang THR atau sejenisnya sengaja ditabung demi berangkat ibadah umrah.
"Saya menabungnya hanya di rekening tabungan biasa," kata perempuan yang
bekerja sebagai akuntan di salah satu perusahaan ritel ini. Ia tidak
membeli sejenis investasi dalam meningkatkan tabungannya.
Saat
mendapat uang bonus dari perusahaan, ia langsung menyimpannya dalam
tabungan. Dalam setahun, biasanya ia mendapat sekitar tiga kali bonus
yang senilai satu kali take home pay per bulan.
Jumlah
tersebut terbilang lumayan. Selama tiga tahun menabung, ia bisa
berangkat umrah pada 2012 meski masih ada kontribusi uang orang tua yang
membantu. Namun, setidaknya ia tidak perlu kerepotan dalam menambah
uang saku atau keperluan lainnya.
Oleh Nora Azizah, Qommarria Rostanti ed: Endah Hapsari
***
Hitung Biaya tak Terduga
Umrah sering dilakukan seseorang sebelum melaksanakan ibadah haji.
Namun, sama seperti haji, biaya umrah pun cukup besar, bahkan bisa
mencapai puluhan juta rupiah.
Perencana keuangan dari PT Mitra
Rencana Edukasi (MRE), Diana Sandjaja, CFP, mengatakan, biaya umrah
sebaiknya tidak diperoleh dari berutang atau mengambil dari dana
darurat. Sebelum berangkat umrah, sebaiknya kita tentukan waktunya
sehingga bisa menyiapkan anggaran dengan baik. "Sisihkan pemasukan tiap
bulan, namun sebaiknya di luar pos untuk investasi," ujar dia.
Menabung menjadi salah satu perencanaan keuangan paling ideal agar bisa
melaksanakan umrah. Dengan menabung, kita mampu mengumpulkan uang
sedikit demi sedikit hingga mencapai jumlah yang dibutuhkan.
Yang penting, kata Diana, jangan lupa mencari tahu berapa perkiraan
biaya umrah pada tahun kita ingin menjalankannya. "Supaya tabungannya
tidak kurang karena ada biaya-biaya lain yang juga harus dihitung,"
ucapnya.
Misalnya, jika kita merencanakan menunaikan umrah
pada 2017. Diasumsikan bahwa kenaikan rata-rata biaya umrah setiap
tahunnya 10 persen. Apabila biaya umrah tahun ini Rp 23 juta, biaya akan
menjadi sekitar Rp 27 juta.
Untuk dapat mengumpulkan dana Rp
27 juta, kita tentu harus dapat memperkirakan berapa besar kita harus
menabung setiap bulannya selama dua tahun. "Supaya target tercapai, kita
harus menabung secara disiplin dan rela memangkas keperluan yang kurang
penting," ujarnya.
Selain menabung, kita juga bisa melakukan
investasi dengan beberapa instrumen yang nilainya bertambah tiap
tahunnya, seperti tanah dan emas.
Tidak hanya biaya
keberangkatan umrah, kita jangan lupa menyediakan biaya-biaya lain yang
biasanya luput diperhitungkan, yakni biaya pembuatan paspor bagi yang
belum memilikinya dan biaya untuk membeli oleh-oleh.
Meski
terkesan sepele, oleh-oleh menjadi cukup penting, apalagi untuk keluarga
besar di Indonesia. "Agar tidak boros dan tepat sasaran, catat siapa
yang akan dibelikan oleh-oleh," kata dia.
Saat berbelanja di
negeri orang, bahasa terkadang menjadi kendala. Namun, kita bisa
menyiasatinya dengan menggunakan kalkulator ataupun jari untuk menawar
harga barang yang ingin kita beli. (republika.co.id)
Tagged with: Berita